Tuesday, February 9, 2021

Indonesia perang tanpa musuh
Karya : Johan Hidayat



Sebuah biji tersesat dalam rumput.

Kukuh rehidrasi menggores luka.

Luka dalam, dalam duka.

Dalam sanggup, namun gugup.

Api makan di dalam sekam.

Indahnya senja namun di telan malam, gelap.


Remuk rasa dalam amnasional

Seperti Aktivis yang mewakili kursi rakyat.

Hey bapak berdasi.

Kau hidup didalam istana.

Menikmati suatu jabatan.

setiap hari dibalut kenyamanan.

Sampai-sampai lupa pada rakyat kecil yang beralas tanah, beratap bocor, berkantong kosong. 


Anak kecil yang tak sekolah menjadi kuli

Apakah kau tak peduli? 

Lulusan sarjana pengangguran

Demo dimana-mana

Banyak rakyat kelaparan akibat bencana

Apakah kau tak memikirkan itu? 


Kau memang bijak dalam bercakap.

Tapi janjimu tiada bukti.

Omongmu hanya asap cengkrama.


Kakek'ku berjalan menggunakan tongkat.

Mengambil sesobok surat yang tergeletak di pojok meja, ia ambil dan membaca.

"Waktu telah berjalan sudah cukup lama

Tapi Indonesia masih dipenuhi drama

Semuanya telah di atur oleh harta

Kami rakyat kecil ingin bertindak secara radikalisme dan muluarkan emosionalisme tapi kami hanya rakyat miskin yang tak bisa apa-apa"


Baik dan buruk pemimpinku itu adalah tugasmu

Tapi dibalik tugasmu ada nasib rakyatmu

Rakyatmu akan terus ikut berjuang bersamamu.


Selang waktu penderitaan

Pesan si kakek untuk rakyat Indonesia

"Kita adalah bangsa yang besar

Kita di persatuankan karna banyak perbedaan

Pemimpin kita adalah pahlawan bangsa kita

Dalam pesanku, ku himbau kepada rakyat Indonesia

dari ujung Aceh sampai Papua 

saatnya kita bersatu 

membuat lembaran baru

mengukir sejarah baru 

dan menciptakan peradaban baru

Merdeka!!!!!"

Indonesia perang tanpa musuh Karya : Johan Hidayat Sebuah biji tersesat dalam rumput. Kukuh rehidrasi menggores luka. Luka dalam, dalam duka...